SEJARAH
Saat didirikan tahun 1989 klub ini bernama Gelora Dewata 89 dengan markas di Bali. Tahun 2001 seiring perpindahannya ke Sidoarjo kembali berganti nama menjadi Gelora Putra Delta. Beberapa waktu kemudian nama Delta Raya Sidoarjo atau lebih dikenal dengan nama Deltras ditetapkan sebagai nama resmi klub yang juga memiliki julukan sebagai The Lobster.
Deltras adalah juara terakhir kompetisi Piala Galatama tahun 1994 yang saat itu masih bernama Gelora Dewata. Dari awal kompetisi Liga Indonesia tahun 1994 Deltras muncul sebagai tim yang bisa dikatakan medioker. Hingga akhirnya tahun 2008 pada saat kompetisi ISL (Liga Super Indonesia) dimulai justru the Lobster degradasi ke Divisi Utama.
Setahun bermain di kasta kedua Divisi Utama maka musim 2010/11 pasukan the Lobster kembali promosi ke ISL bersama tiga klub lainnya yakni Semen Padang dan Persibo Bojonegoro. Bahkan saat itu Manajemen Deltras melakukan pembelian pemain-pemain asing maupun lokal yang sudah memiliki nama seperti bek kawakan Marcio Souza dan pemain berpengalaman Danilo Fernando hingga mantan bek Timnas Bejo Sugiantoro. Akan tetapi hingga akhir musim Deltras adalah klub promosi dengan posisi terendah di peringkat 13 klasemen akhir dan bahkan nyaris degradasi.
Peluang itu tetap masih ada menjelang digulirkannya kompetisi sepakbola nasional baru musim 2011/2012 di tangan PSSI yang sudah melakukan reformasi. Nama Deltras tetap akan berada sebagai salah satu kontestan disamping sudah dinyatakan lolos audit dan memenuhi syarat.
sejarah supporter DELTRAS
The Lobster Deltras Sidoarjo beruntung mempunyai pendukung setia seperti Deltamania. Selain andal memompa semangat dan rajin memberi masukan, Deltamania juga akrab dengan kelompok suporter lain.
Saat didirikan tahun 1989 klub ini bernama Gelora Dewata 89 dengan markas di Bali. Tahun 2001 seiring perpindahannya ke Sidoarjo kembali berganti nama menjadi Gelora Putra Delta. Beberapa waktu kemudian nama Delta Raya Sidoarjo atau lebih dikenal dengan nama Deltras ditetapkan sebagai nama resmi klub yang juga memiliki julukan sebagai The Lobster.
Deltras adalah juara terakhir kompetisi Piala Galatama tahun 1994 yang saat itu masih bernama Gelora Dewata. Dari awal kompetisi Liga Indonesia tahun 1994 Deltras muncul sebagai tim yang bisa dikatakan medioker. Hingga akhirnya tahun 2008 pada saat kompetisi ISL (Liga Super Indonesia) dimulai justru the Lobster degradasi ke Divisi Utama.
Setahun bermain di kasta kedua Divisi Utama maka musim 2010/11 pasukan the Lobster kembali promosi ke ISL bersama tiga klub lainnya yakni Semen Padang dan Persibo Bojonegoro. Bahkan saat itu Manajemen Deltras melakukan pembelian pemain-pemain asing maupun lokal yang sudah memiliki nama seperti bek kawakan Marcio Souza dan pemain berpengalaman Danilo Fernando hingga mantan bek Timnas Bejo Sugiantoro. Akan tetapi hingga akhir musim Deltras adalah klub promosi dengan posisi terendah di peringkat 13 klasemen akhir dan bahkan nyaris degradasi.
Peluang itu tetap masih ada menjelang digulirkannya kompetisi sepakbola nasional baru musim 2011/2012 di tangan PSSI yang sudah melakukan reformasi. Nama Deltras tetap akan berada sebagai salah satu kontestan disamping sudah dinyatakan lolos audit dan memenuhi syarat.
sejarah supporter DELTRAS
SEJARAH BERDIRINYA DELTA MANIA
The Lobster Deltras Sidoarjo beruntung mempunyai pendukung setia seperti Deltamania. Selain andal memompa semangat dan rajin memberi masukan, Deltamania juga akrab dengan kelompok suporter lain.
Deltamania berdiri tanggal 16 Februari
2001 yang dibidani oleh 5 orang gila bola, yaitu M. Hassanudin (Bob
Hasan), Reza Panggabean, Nur Wak, Budi Pamulung, dan juga Iwan
Sumantri. Deltamania lahir sebagai buntut dari pindahnya Gelora Dewata
(GeDe) Bali ke Sidoarjo dan berganti nama menjadi Gelora Putra Delta
(GPD). Pada awal kelahirannya, Deltamania menggunakan kostum kebesaran
Putih sebagai tanda pihak netral dalam kanca suporter di Jatim yang
telah muncul bermacam-macam corak warna. Aremania misalnya dengan
atribut biru warna khasnya, Bonekmania dengan corak hijau yang
melegenda, serta juga Ultrasmania dengan warna kuning.
Awalnya Deltamania kesulitan dalam
mencari anggota, disamping karena prestasi GPD waktu itu sedang
terpuruk dipapan bawah kompetisi, juga karena Sidoarjo merupakan basis
dari pendukung Persebaya atau yang dikenal dengan Bonekmania selama
bertahun-tahun.
Namun setelah ditengah kompetisi
prestasi GPD beranjak naik, maka perlahan-lahan banyak juga masyarakat
Sidoarjo yang tertarik untuk bergabung bersama Deltamania. Sampai pada
akhir musim jumlahnya sungguh diluar dugaan banyaknya seiring dengan
lolosnya GPD dari lubang jarum degradasi ke Divisi I. Pada musim
kompetisi tahun 2002 Deltamania berganti warna kebesaran menjadi merah
mengikuti corak kostum GPD. Jumlahnya pun makin bertanbah banyak.
Jumlah
yang begitu banyak semakin menggelembung ketika musim kompetisi 2003
mulai bergulir. Hal itu dipicu oleh prestasi bagus GPD yang telah
berganti nama menjadi Deltras Sidoarjo setelah dibeli oleh Pemkab
Sidoarjo diawal musim. Disamping itu juga karena materi pemain Deltras
di musim itu layak disebut sebagai yang terbaik dalam sejarah
berdirinya GPD atau Deltras. Siapa yang tidak mengenal sosok Budi
Sudarsono di sektor depan Deltras, I Putu Gede sebagai kapten
kesebelasan, serta duo bek sayap Anang Ma’ruf di kanan dan Isdiantono
di kiri, Serta Agung Prasetyo di bawah mistar gawang. Semua itu masih
ditopang oleh trio pemain asing yang berkualitas, Adolfo Souza dengan
goyang sambanya di sektor depan bersama Jean Michel Babouaken serta
Eduardo Chacon di barisan belakang. Prestasi Deltras waktu itu
sangatlah bagus, bahkan sempat menguasai puncak klesemen sementara.
Namun sayang prestasi itu tidak
berlanjut sampai akhir musim, sehingga animo besar Deltamania itu pun
perlahan-lahan mulai menyurut. Hal itu terus terjadi dimusim 2004,
2005, dan juga musim 2006 yang menandai sebagai musim suram Deltras
Sidoarjo di kanca Divisi Utama Liga Indonesia. Dalam musim-musim itu
Deltras berturut-turut lolos dari lubang degradasi berkat kebijakan
dari PSSI.
Pada musim 2007 animo Deltamania untuk
datang ke stadion mulai beranjak naik seiring dengan membaiknya
prestasi Deltras. Dengan diperkuat duo Argentina dilini tengah, yaitu
Jose Sebastian Vasquez dan Claudio Damian Pronetto, Deltras mampu
bertahan di papan atas Divisi Utama Liga Indonesia sepanjar musim 2007
berlangsung. Semua itu berimbas dengan lolosnya Deltras ke babak 8
besar untuk pertama kalinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar