Rabu, 23 Januari 2013

SEJARAH
Saat didirikan tahun 1989 klub ini bernama Gelora Dewata 89 dengan markas di Bali. Tahun 2001 seiring perpindahannya ke Sidoarjo kembali berganti nama menjadi Gelora Putra Delta. Beberapa waktu kemudian nama Delta Raya Sidoarjo atau lebih dikenal dengan nama Deltras ditetapkan sebagai nama resmi klub yang juga memiliki julukan sebagai The Lobster.

Deltras adalah juara terakhir kompetisi Piala Galatama tahun 1994 yang saat itu masih bernama Gelora Dewata. Dari awal kompetisi Liga Indonesia tahun 1994 Deltras muncul sebagai tim yang bisa dikatakan medioker. Hingga akhirnya tahun 2008 pada saat kompetisi ISL (Liga Super Indonesia) dimulai justru the Lobster degradasi ke Divisi Utama.

Setahun bermain di kasta kedua Divisi Utama maka musim 2010/11 pasukan the Lobster kembali promosi ke ISL bersama tiga klub lainnya yakni Semen Padang dan Persibo Bojonegoro. Bahkan saat itu Manajemen Deltras melakukan pembelian pemain-pemain asing maupun lokal yang sudah memiliki nama seperti bek kawakan Marcio Souza dan pemain berpengalaman Danilo Fernando hingga mantan bek Timnas Bejo Sugiantoro. Akan tetapi hingga akhir musim Deltras adalah klub promosi dengan posisi terendah di peringkat 13 klasemen akhir dan bahkan nyaris degradasi.

Peluang itu tetap masih ada menjelang digulirkannya kompetisi sepakbola nasional baru musim 2011/2012 di tangan PSSI yang sudah melakukan reformasi. Nama Deltras tetap akan berada sebagai salah satu kontestan disamping sudah dinyatakan lolos audit dan memenuhi syarat.
sejarah supporter DELTRAS

SEJARAH BERDIRINYA DELTA MANIA


The Lobster Deltras Sidoarjo beruntung mempunyai pendukung setia seperti Deltamania. Selain andal memompa semangat dan rajin memberi masukan, Deltamania juga akrab dengan kelompok suporter lain.

Deltamania berdiri tanggal 16 Februari 2001 yang dibidani oleh 5 orang gila bola, yaitu M. Hassanudin (Bob Hasan), Reza Panggabean, Nur Wak, Budi Pamulung, dan juga Iwan Sumantri. Deltamania lahir sebagai buntut dari pindahnya Gelora Dewata (GeDe) Bali ke Sidoarjo dan berganti nama menjadi Gelora Putra Delta (GPD). Pada awal kelahirannya, Deltamania menggunakan kostum kebesaran Putih sebagai tanda pihak netral dalam kanca suporter di Jatim yang telah muncul bermacam-macam corak warna. Aremania misalnya dengan atribut biru warna khasnya, Bonekmania dengan corak hijau yang melegenda, serta juga Ultrasmania dengan warna kuning.

Awalnya Deltamania kesulitan dalam mencari anggota, disamping karena prestasi GPD waktu itu sedang terpuruk dipapan bawah kompetisi, juga karena Sidoarjo merupakan basis dari pendukung Persebaya atau yang dikenal dengan Bonekmania selama bertahun-tahun.

Namun setelah ditengah kompetisi prestasi GPD beranjak naik, maka perlahan-lahan banyak juga masyarakat Sidoarjo yang tertarik untuk bergabung bersama Deltamania. Sampai pada akhir musim jumlahnya sungguh diluar dugaan banyaknya seiring dengan lolosnya GPD dari lubang jarum degradasi ke Divisi I. Pada musim kompetisi tahun 2002 Deltamania berganti warna kebesaran menjadi merah mengikuti corak kostum GPD. Jumlahnya pun makin bertanbah banyak.

Jumlah yang begitu banyak semakin menggelembung ketika musim kompetisi 2003 mulai bergulir. Hal itu dipicu oleh prestasi bagus GPD yang telah berganti nama menjadi Deltras Sidoarjo setelah dibeli oleh Pemkab Sidoarjo diawal musim. Disamping itu juga karena materi pemain Deltras di musim itu layak disebut sebagai yang terbaik dalam sejarah berdirinya GPD atau Deltras. Siapa yang tidak mengenal sosok Budi Sudarsono di sektor depan Deltras, I Putu Gede sebagai kapten kesebelasan, serta duo bek sayap Anang Ma’ruf di kanan dan Isdiantono di kiri, Serta Agung Prasetyo di bawah mistar gawang. Semua itu masih ditopang oleh trio pemain asing yang berkualitas, Adolfo Souza dengan goyang sambanya di sektor depan bersama Jean Michel Babouaken serta Eduardo Chacon di barisan belakang. Prestasi Deltras waktu itu sangatlah bagus, bahkan sempat menguasai puncak klesemen sementara.

Namun sayang prestasi itu tidak berlanjut sampai akhir musim, sehingga animo besar Deltamania itu pun perlahan-lahan mulai menyurut. Hal itu terus terjadi dimusim 2004, 2005, dan juga musim 2006 yang menandai sebagai musim suram Deltras Sidoarjo di kanca Divisi Utama Liga Indonesia. Dalam musim-musim itu Deltras berturut-turut lolos dari lubang degradasi berkat kebijakan dari PSSI.

Pada musim 2007 animo Deltamania untuk datang ke stadion mulai beranjak naik seiring dengan membaiknya prestasi Deltras. Dengan diperkuat duo Argentina dilini tengah, yaitu Jose Sebastian Vasquez dan Claudio Damian Pronetto, Deltras mampu bertahan di papan atas Divisi Utama Liga Indonesia sepanjar musim 2007 berlangsung. Semua itu berimbas dengan lolosnya Deltras ke babak 8 besar untuk pertama kalinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar